Kamis, 02 Agustus 2012

Kecanduan Kopi Disebabkan Karena Defisiensi Dopamin


img

Orang biasanya rutin mengonsumsi kopi untuk mengatasi kecemasan, menghilangkan kantuk dan supaya otak lebih fokus. Tetapi jika seseorang telah kecanduan kafein kopi, akan timbul gejala penarikan jika Anda berhenti mengonsumsi kopi.

Kafein merupakan stimulan kimia alami yang disebut trimethylxanthine yang bersifat adiktif. Kafein terkandung dalam beberapa makanan dan minuman lain seperti coklat dan teh, tetapi kandungan kafein terbesar adalah pada kopi.

Kafein tersebut merangsang otak untuk menghasilkan dopamin neurotransmitter dengan menduduki reseptor adenosin otak. Adenosine inilah yang mempengaruhi rasa kantuk seseorang.

Dopamin meningkatkan suasana hati dan mencegah depresi.Dopamin juga membantu memberikan motivasi dan kontribusi terhadap gerak sadar tubuh.

Kafein menyebabkan tubuh memompa adrenalin lebih cepat, sehingga tubuh akan terasa lebih waspada setelah mengonsumsi kafein.

Kafein juga dapat membantu mengatasi serangan asma dengan meningkatkan denyut jantung, dan melebarkan saluran bronkial, karena adrenalin terpacu dengan cepat.

Tetapi, ketika kafein memompa adrenalin dengan cepat, hormon kortisol perlahan terbentuk. Jika siklus ini sering diulang, kadar hormon kortisol meningkat dan menimbulkan efek seperti kelelahan, kecemasan, kegelisahan, lekas marah, dan menurunkan kekebalan.

Gejala tersebut sering disebut dengan kecanduan kafein. Dan ketika seseorang mengurangi frekuensi kebiasan minum kopi atau berhenti minum kopi sama sekali, dapat mengalami gejala penarikan seperti sakit kepala, lekas marah, depresi ringan, dan berkabur mental.

Menurut para ahli, gejala tersebut hanya akan terjadi jika kafein tidak mampu merangsang otak untuk menghasilkan dopamin dalam jumlah yang mencukupi atau kekurangan dopamin.

Banyak ahli yang mempertimbangkan untuk mengatasi gejala penarikan dari kecanduan kafein dengan meningkatkan dopamin secara alami.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar